KEEP PRAY, SMILE & SPIRIT ^_^
DO THE BEST 4 TODAY!!!

Sabtu, Februari 23, 2008

Hujan...

Hari ini hujan lagi...
Mendung menjadi saksi...
Hujan,...
Bagi sebagian orang hujan adalah musibah, karena banjir dimana2...
Itulah ujian bagi kita karena ulah tangan kita sendiri, supaya kita bisa menyadarinya...
Hujan,...
Bagi sebagian orang hujan adalah berkah...
Seperti dalam firmanNYA, hujan membawa rizki dan nikmat bagi umatnya yang bertaqwa...
Semoga hujan taun ini membawa rahmat bagi kita semua, agar kita bisa instrospeksi diri dan menjadi lebih baik, dan semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNYA utk kita... Amiiin... ^_^

[+/-] Selengkapnya...

# SURAT DR MASA DEPAN #

Aku hidup di tahun 2070. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.

Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun. Semua sangat berbeda. Masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya. Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang dibasahi dengan minyak mineral.

Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: "JANGAN MEMBUANG BUANG AIR" Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus.

Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu.

Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.

Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.Sejak air menjadi barang langka, kami
tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.

Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31,102 galon]. Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari "kawasan ventilasi" yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam "kawasan ventilasi" tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas dan umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.

Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. Dia bertanya:

- Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?

Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku... Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian. .. dan banyak orang lain juga! Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya. Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi ...

Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini! Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini.

Dokumen ini dipublikasi di majalah "Crónica de los Tiempos" April 2002.
(Translation in free bahasa: Yuliana Suliyanti, Aug 2007)

From : prima prastomo [prie_adjie@yahoo.com]

[+/-] Selengkapnya...

HATI SEORANG AYAH

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu berguman : "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban Sang Bunda. Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi."

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "

"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. "

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap Suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia & BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "

"Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung jawab penuh sebagai Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah Amanah di Dunia & Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayanya. " AKU MENDENGAR & MERASAKAN BEBANMU, AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah... With Love to All Father...
"JIKA KAMU MENCINTAI AYAHMU / SAAT INI MENJADI SEORANG AYAH KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI AYAHNYA DAN MENCINTAI KITA SBG SEORANG AYAH."
Note:
Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan lakukanlah yang terbaik untuknya....
Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan lakukanlah yang terbaik buat keluarga kita....

From : Ardiati Utami Sarjono

[+/-] Selengkapnya...

** Di balik nikmatnya es teh manis.....

Setelah pengungkapan-pengungkapan peristiwa-peristiwa yang cukup mengagetkan seperti : pemakaian boraks pada beberapa jajanan favorit dipinggir jalan, pemakaian formalin yang berlebihan, pemakaian deterjen pada ikan asin biar keliatan lebih bersih dan putih atau pemakaian pewarna pada ikan kakap putih biar menjadi kakap merah yang di pasaran lebih mahal. (sekali lagi) NAUDZUBILLAH MINDZALIK!

Nah tayangan kali ini mengungkap kasus es batu yang banyak digunakan diwarung-warung seluruh Jakarta . Es batu ini ternyata berasal dari air sungai ciliwung yang kinclong banget warnanya itu. Pada awalnya mereka menggunakan zat pemutih agar air keliatan lebih jernih. Kemudian dimasukkan kedalam pendingin dan jadilah peti-peti es yang besar dan bening. Awalnya es ini hanya digunakan untuk mengawetkan makanan (ikan, buah dan sayuran) atau mendinginkan minuman botol pada kotak2 yang tidak memiliki sistem refrigerator. Tapi sialnya, para penjaja makanan dan minuman di jakarta (bahkan warung-warung yang besar) menggunakan es ini pada minuman dingin yang mereka jual. Es teh manis, aneka juice, es campur, es doger, dan lainnya yang membuat kita menelan ludah ketika melihat minuman ini kala terik menyengat. HANYA dengan alasan MURAH, OMG!

Taukah kalian, setelah tim investigasi TransTV mencoba mengambil sampel secara acak di beberapa penjual yang menggunakan es ini pada aneka minuman, dan kemudian mengetesnya di laboratorium, terbukti dalam es itu mengandung bakteri E-COLI jauh diatas batas normal (10.000 - 20.000 per 100 mL). Dengan kata lain es ini mengandung bakteri hampir setara dengan (maaf) kotoran manusia.

Nah... Masih mau jajan sembarangan? ?? Emang Home made jauhhhhh lebih enak dan Sehat!!!! **Es Batu Lebih Kotor Ketimbang Air Toilet

28-02-2006

Anda suka meminum minuman dingin dari restoran siap saji? Mulai sekarang Anda harus berhati-hati karena lewat penelitian telah terbukti es batu yang disediakan restoran fast food mengandung lebih banyak kuman daripada air toilet. Ihh...

Anda kerap merasa kurang nyaman menggunakan air yang berada di kamar mandi umum? Tentunya Anda tak bisa menjamin kebersihan air tersebut bukan? Tapi apakah Anda pernah berpikir dari mana asal air yang dibekukan menjadi es batu di restoran siap saji?

Sepertinya Anda harus mengubah anggapan bahwa es batu yang berasal dari restoran siap saji aman untuk dikonsumsi. Sebuah penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa 70% es batu restoran siap saji lebih memiliki banyak kuman dibandingkan air toilet.

Penelitian ini dilakukan oleh seorang anak perempuan yang baru berusia 12 tahun, Jasmine Roberts. Lewat penelitian ini Jasmine berhasil mendapatkan penghargaan proyek sekolah menengah. Jasmine membuktikan penelitian ini dengan mengambil contoh es batu dan air toilet dari lima restoran siap saji yang berada di wilayah Florida Selatan. Setelah lengkap, ia melakukan pengecekan bakteri dari contoh es batu dan air toilet itu di University of South Florida.

Dari hasil tes positif ditemukan bakteri E.coli yang biasanya terdapat dari sisa air pembuangan yang menyebabkan timbulnya beberapa jenis penyakit.

"Bakteri ini seharusnya tak berada di dalam es batu. Jasmine membantu kita memperingatkan adanya bahaya kesehatan yang bisa disebabkan oleh es batu ini," ungkap Dr. David Katz komtributor masalah kesehatan 'Good Morning Amerika' seperti dilansir detikhot dari ABC News, Senin (27/2/2006). Baik Jasmin dan Dr. David mengatakan bahwa es batu tersebut dinilai lebih kotor dari air toilet karena mesin es batunya tidak bersih dan orang menggunakan tangan yang kotor untuk mengambil es. Sedangkan air toilet dinilai lebih bersih karena berasal dari sumber air yang telah melalui proses penyaringan ** *


From : Ardiati Utami Sarjono

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, Februari 16, 2008

Kemantapan Hati

Langkah kakiku terasa semakin mantap
Tatap mata kian pasti, lurus kedepan
Keyakinanku tlah teguh....
Semua terasa lebih ringan, tiada beban...
Semua terasa indah...

Thanks dear...
Kau kuatkan hati ini
Kau tumbuhkan semangat tuk berjuang
Kau ajakku tuk bangkit, membangun lagi harapan baru
Kau yang setia menjaga dan melindungiku
Mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangmu
Demi sebuah impian kita berdua, mewujudkan keluarga bahagia...

May Allah bless our love...

[+/-] Selengkapnya...

THEY NEED YOU!

Renungan:

Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.

Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.
Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa. Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita. Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?

Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini. Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

When was the last time you chat to your parent?
THEY NEED YOU!


From : Yayat Sayuti

[+/-] Selengkapnya...

Cinta Sederhana

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana....

"De'... de'.... Selamat Ulang Tahun..." bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku. "Hmm..." aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang terlontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapanku.

Shubuh ini usiaku dua puluh empat tahun. Ulang tahun pertama sejak pernikahan kami lima bulan yang lalu. Nothing special. Sejak bangun aku cuma diam, kecewa. Tak ada kado, tak ada black forest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku semalam. Malas aku beranjak ke kamar mandi. Shalat Subuh kami berdua seperti biasa. Setelah itu kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi, terakhir bibirku. Setelah itu diam. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari istimewaku. Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku seperti putri hari ini cuma memandangku.

Alat shalat kubereskan dan aku kembali berbaring di kasur tanpa dipanku. Memejamkan mata, menghibur diri, dan mengucapkan. Happy Birthday to Me...

Happy Birthday to Me.... Bisik hatiku perih. Tiba-tiba aku terisak. Entah mengapa.

Aku sedih di hari ulang tahunku. Kini aku sudah menikah. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku ke mana-mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku gamis saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di sebuah resort di malam dan hari ulang tahunku. Bukannya aku yang harus sering keluar uang untuk segala kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilanku lebih besar. Sampai kapan aku mesti bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku.

"De.... Ade kenapa?" tanya suamiku dengan nada bingung dan khawatir.

Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku. Di tangannya tergenggam sebuah bungkusan warna merah jambu. Ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya.

Sementara bungkusan itu enggan disodorkannya kepadaku.

"Selamat ulang tahun ya De'..." bisiknya lirih. "Sebenernya aku mau bangunin kamu semalam, dan ngasih kado ini... tapi kamu capek banget ya? Ucapnya takut-takut.

Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu. Dari mana dia belajar membukus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur. Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang
menggenang.

"Maaf ya de, aku cuma bisa ngasih ini. Nnnng... Nggak bagus ya de?" ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke lantai.

Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan bunga pink dan ungu warna favoritku. Sebuah tas selempang abu-abu bergambar Mickey mengajakku tersenyum. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang diberikannya menguap entah ke mana. Tiba-tiba aku malu, betapa tak bersyukurnya aku.

"Jelek ya de'? Maaf ya de'... aku nggak bisa ngasih apa-apa.... Aku belum bisa nafkahin kamu sepenuhnya. Maafin aku ya de'..." desahnya.

Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan siangnya untuk tas ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya. Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di
hadapanku. Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Rabbi... mengapa sepicik itu pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi? Sementara besarnya karuniamu masih aku pertanyakan.

"A' lihat aku...," pintaku padanya. Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan menenteramkan. Aku tahu ia begitu menyayangi aku, tapi keterbatasan dirinya menyeret dayanya untuk membahagiakan aku. Tercekat aku menatap pancaran kasih dan ketulusan itu. "Tahu nggak... kamu ngasih aku banyaaaak banget," bisikku di antara isakan. "Kamu ngasih aku seorang suami yang sayang sama istrinya, yang perhatian. Kamu ngasih aku kesempatan untuk meraih surga-Nya. Kamu ngasih aku dede'," senyumku sambil mengelus perutku. "Kamu ngasih aku sebuah keluarga yang sayang sama aku, kamu ngasih aku mama...." bisikku dalam cekat.

Terbayang wajah mama mertuaku yang perhatiannya setengah mati padaku, melebihi keluargaku sendiri. "Kamu yang selalu nelfon aku setiap jam istirahat, yang lain mana ada suaminya yang selalu telepon setiap siang," isakku diselingi tawa.

Ia tertawa kemudian tangisnya semakin kencang di pelukanku.
Rabbana... mungkin Engkau belum memberikan kami karunia yang nampak dilihat mata, tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang pernah aku alami bersama suamiku tak dapat aku samakan dengan mimpi-mimpiku akan sebuah rumah pribadi, kendaraan pribadi, jabatan suami yang oke, fasilitas-fasilitas. Harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia. Mengapa aku masih bertanya. Mengapa keberadaan dia di sisiku masih aku nafikan nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan untukku? Hanya dengan keluhan? Teringat lagi puisi pemberiannya saat kami baru menikah... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...

PT Bank UOB Buana Tbk.
Global Markets and Investment Management Planning & Supporting Division
Jl. Gajah Mada No.1A , Jakarta 10130 - 7th floor
Phone : (+62 21) 6385 0930 - 0932
Fax : (+62 21) 6385 0933 - 0934

From : Ariestiani

[+/-] Selengkapnya...

Ikuti Allah dan Percayakan Semua padaNya

Kita sangat butuh pada iman, keimanan yang kita miliki selalu dikikis oleh keadaan dan situasi hidup. Keimanan yang kita miliki selalu diterpa oleh berbagai kondisi dan problematika hidup. Tapi kita tetap sangat membutuhkan iman yang kuat, keyakinan yang kokoh, rasa tawakal yang tinggi pada Allah SWT. Kita memerlukan itu semua untuk bisa mengarungi hidup dengan selamat.

Kita bersentuhan dengan lingkungan yang berbeda-beda. Berinteraksi dengan banyak orang. Berhubungan dengan bermacam-macam keadaan dan situasi. Ada lingkungan yang bisa lebih mempersubur kedekatan kita pada Allah SWT. Memperdalam iman dan tawakal padanya, tetapi banyak yang justru merusak dan mengobrak-abrik keimanan kita. Mencabut perlahan-lahan hingga habis akar ketaatan kita. Menggerogoti dan melumat rasa kedekatan dan kenikmatan kita bersamaNya.

Saudaraku...

Memiliki iman yang kokoh, tidak mudah. Rasul menanamkan keimanan dalam diri seseorang, sejak usia kanak-kanak. Kepada Ibnu Abbas yang pada waktu itu berusia belasan tahun, Rasulullah pernah berwasiat, "Ya Ghulam," katanya, "Aku ajarkan engkau beberapa kalimat. Peliharalah Allah niscaya Allah akan memeliharamu. Peliharalah Allah niscaya kau mendapatiNya berpihak kepadamu. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan pada Allah." Rasul melanjutkan, "Ketahuilah jika umat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu dengan sesuatu, niscaya itu tidak akan berguna bagimu kecuali sesuatu yang memang telah Allah tentukan untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk menimpakan bahaya padamu. Niscaya mereka tak dapat mendatangkan bahaya padamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tentukan menimpamu. Pena telah diangkat. Lembarannya telah kering." (HR. Ahmad, Hakim Thabrani).

Renungkanlah bagaimana untaian kalimat demi kalimat dalam wasiat Rasulullah SAW itu mengandung kekuatan besar membantu seseorang mampu mengatasi maalahnya, sejak kanak-kanak. Dua pelajaran utama dalam hadits itu adalah, pertama, sejauh mana ketaatan kita kepada Allah, maka sebatas itu pula pertolongan yang Allah berikan pada kita. Kedua, segala yang terjadi atas kehendak Allah dan karenanya tidak ada yang perlu ditakutkan selama seseorang berada di jalan Allah. Anak-anak para salafushalih dahulu telah menerima arahan seperti ini. Mereka meminta pertolongan pada Allah atas apa yang mereka alami. Meminta pada Allah untuk dilepaskan dari musibah. Dan yakin bahwa tidak ada kekuatan dan tak ada daya kecuali Allah. Mereka percaya akan bisa lepas dari bencana, dan yakin bersama kesulitan ada kemudahan.

Saudaraku...

Betapa indah bila nilai-nilai itu telah tersemai baik dalam hati kita. Kita jadi tak perlu bimbang, ragu, bahkan takut, untuk menempuh resiko apapun yang akan menimpa. Syaratnya hanya satu, bahwa kita berada di jalan ketaatan kepadaNya, itu saja. Begitulah nilai-nilai keimanan yang ditumbuhsuburkan oleh para salafushalih kepada anak-anak mereka yang masih kecil.

Mereka tumbuh menjadi manusia yang tabah dan sabar, dan tahan melewati peristiwa hidup. Dalam hadits Ibnu Umar RA, disebutkan sabda Rasulullah SAW kepada para orangtua yang menyemai keimanan kepada anak-anaknya, "Jadikan anak-anakmu takut kepada Allah." (HR. Thabrani).

Salah satu bukti ketakutan mereka pada Allah tercermin ketika sekumpulan anak-anak tengah bermain di sebuah jalan di kota Madinah. Umar bin Khaththab yang saat itu menjabat sebagai Amirul Mukminin melewati jalan tersebut. Seketika saja anak-anak itu berhamburan melihat kedatangan Khalifah, kecuali satu orang, ia adalah Abdullah bin Zubair. Umar kagum dengan sikapnya dan kemudian bertanya, "Kenapa engkau tidak melakukan seperti apa yang dilakukan teman-temanmu?" Ia mengatakan, "Saya tidak melakukan dosa apa pun yang menyebabkan aku harus lari darimu. Dan aku tidak takut kepadamu sehingga saya harus memberi jalan kepadamu." (Tadzkiratul Aaba Tasliatul Abna,61).

Saudaraku...

Ada banyak kisah yang kita bisa teladani, bagaimana para salafushalih menanam dan menumbuhsuburkan anak-anak mereka dalam keimanan. Imam Al-Ghazali dalam Ihya mengutip kisah Sahal bin Abdullah Tasatturi saat ia berusia tiga tahun dan bangun di tengah malam melihat pamannya Muhammad bin Suwer sedang mendirikan shalat. Setelah selesai ia berkata, "Tidakkah engkau berdzikir kepada Allah yang menciptakanmu?" Sahal bertanya, "Bagaimana caranya?" Ia menjelaskan, "Katakanlah dengan hatimu ketika akan tidur sebanyak tiga kali tanpa menggerakkan lisan : Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku."

Sahal kemudian melakukan nasihat itu beberapa malam, lalu memberitahukan hal itu pada pamannya. Pamannya mengatakan, "Lakukan itu dalam satu malam tujuh kali." Nasihat itu pun dilakukan oleh Sahal. Pamannya kemudian memintanya menambah jumlah kalimat dzikir itu menjadi 11 kali. Ketika aku melakukan hal itu selama satu tahun, pamanku berkata, "Hafalkanlah apa yang telah aku ajarkan itu, dan lakukanlah itu selalu sampai engkau masuk ke liang kubur. Kata-kata itu sangat bermanfaat untukmu di dunia dan di akhirat. Wahai Sahal, barangsiapa yang merasakan Allah bersamanya, Allah melihatnya, Allah menyaksikannya, apakah ia akan melakukan maksiat kepadaNya?" (Anba Nujaba Al-Abna, 144).

Saudaraku...

Jaga, pelihara iman. Tanam dan tumbuhkan juga iman itu pada jiwa anak-anak kita. Hanya itu yang membuat hati kita stabil, tenang, dan selamat dalam mengarungi hidup. Dengarkanlah bagaimana Abdullah bin Mas'ud yakin atas pendidikan iman yang ia tanamkan pada puteri-puterinya. Saat ia sakit menjelang wafat, Utsman bin Afan bertanya, "Apa yang engkau keluhkan?" Jawab Ibnu Mas'ud, "Dosa-dosaku." Tanya Utsman, "Apa yang engkau inginkan?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Rahmat Rabb-ku." Utsman lalu menawarkan harta benda. Namun Ibnu Mas'ud mengatakan ia tak memerlukannya. "Bukankah pemberian itu akan berguna bagi keturunanmu jika engkau wafat?" kata Utsman.

Dengarkan, saudaraku,

penegasan Ibnu Mas'ud, "Apakah engkau khawatir anak-anak wanitaku menjadi fakir? Aku telah mengajarkan mereka untuk membaca setiap malam surat Al-Waqi'ah. Dan aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi'ah setiap malam, maka ia tidak akan ditimpa kefakiran selamanya." (HR. Ibnu Sunni).

Ikuti Allah dan percayakan semuanya kepada Allah, maka tidak ada yang menjadikan kita terombang-ambing dalam hidup.


From : trityatmo bowolaksono[bowltea@yahoo.com]

[+/-] Selengkapnya...

== Doa Seorang Suami ==

Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."

Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak. Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya. Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.

Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih banyak pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang belum dikerjakan. Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi." Tuhan menjawab: "Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."


Rina Sri Novrianti
Corporate Planning Division
Jawa Bali Power Generation, PT

From : DiC [ababil5@yahoo.com]

[+/-] Selengkapnya...

Serangan Jantung

Kisah Seorang Istri Yang Suaminya Terkena Serangan Jantung...

Melihat berita di detik.com, Basuki pelawak terkenal meninggal dunia mendadak karena Serangan Jantung. Saya ingin berbagi mengenai kisah suami saya.

Dear ; abang2/teman/ sahabat ...

ini ada cerita/kisah nyata (PENGALAMAN PRIBADI) yang mungkin akan menjadi hikmah dan pelajaran bagi kita semua.

Tanggal 29 April 2006 : malam kira jam 21.00 setelah makan malam..

suamiku merasa tidak enak badan.. masuk angin di sekitar perut dan punggung.. seperti terasa ditusuk2.. rahang terasa agak kaku, mulut agak asam.. minta dibikinkan air jahe hangat.. minum lalu tidur.

Tanggal 30 April:

bangun tidur.. pagi sholat subuh dan bilang badannya udah enakan mau ke kantor,,,

malam hari di jam yang sama seperti sebelumnya merasakan hal yang sama kembali seperti malam sebelumnya,, dibikinkan jahe hangat kembali dan dipaksa tidur.. tengah malam sekitar pukul 01.00 dinihari keluar keringat banyak dibadan yang ada dibenak saya dan suami mungkin angin sudah keluar,, makanya badan enakan.

Tanggal 1 MARET 2006
(PRISTIWA PENTING DALAM KEHIDUPAN KELUARGA KAMI)

Pagi. rutinitas seperti biasa, ke kantor masih telp siang hari.. seperti biasa
Karena tidak mendapat parkir di BEJ maka mobil di parkir di CAFE BENGKEL.. SEMANGGI dngan Jarak 1 km dari BEJ.

sore jam 16.30 pulang kantor jalan kaki menuju parkir,,, sepanjang jalan

suamiku merasa kaki tak dapat dilangkahkan.. leher terasa semakin kaku.. keringat dingin bercucuran.. dingin dan lemas sekali seperti tak bisa bernafas.. beliau berusaha mencapai tempat parkir dn berhasil masuk kedalam mobil.. (tidak sempat menghidupkan mobil.. kaca tertutup semua.. lampu hijet dinyalakan.. pintu tidak dirapatkan) dan sempat menghubungi saya untuk mengatakan "bunda, cepat kemari.. ayah tidak kuat lagi"!

(Suami ku tipe orang yg tidak pernah mengeluh,, tidak ingin merepotkan orang,sangat mandiri..karena perantau dan biasa hidup susah)

Saya merasa pasti sesuatu terjadi..karena kenal betul kenal sifat beliau. saya membutuhkan waktu kira2 setengah jam sampai di tempat kejadian.. yang saya temukan

beliau sudah hampir hilang kesadaran.. baju basah kuyup seperti berendam dikolam air,, muka pucat bagai mayat.. saya berteriak2 minta pertolongan. .yang kebetulan saat itu banyak2 supir2 sedang bersiap jemput majikannya. orang2 berlari memberikan bantuan.. baju kering.. aqua.. bahkan security membuatkan teh panas manis.. dan memaksa suami saya untuk minum...

Pikiran saya bekerja.. saya butuh pertolongan orang yg ahli.. saya telp sabahat kami seorang dokter di JBE.. saya ceritakan kronologis kejadian.. beliau memandu saya untuk menusuk ujung jari suami dengan benda tajam.. apapun ( waktu itu kuku jari tangan saya) supaya suami saya terkejut dan membuat kesadaran tidak betul2 hilang2.. ajak bicara terus.. dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.. pilihan cuma ada dua Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) atau Rumah Sakit Jantung Harapan Kita (RSJHK). minta lakukan EKG..tensi darah.. itu yang harus saya lakukan segera. pilihan saya ke RSJHK karena arah ke Selatan macet.

Sepanjang perjalanan.. saya mengajak bicara terus.. mengendorkan ikat pinggang.. kami sampai di rumah sakit.. kebetulan brankas sedang kosong , jadi saya dibantu securiti rumah sakit tersebut mendorong ke UGD dengan kursi roda.sampai di UGD suasana hiruk pikuk dan kebetulan hari itu UGD sangat penuh.. suami saya ditolak.. karena dilihat masih dapat duduk di kursi roda..dianjurkan untuk ke poli umum saja.

Saya mengikuti saran ahli medis.. saya antar suami ke poli umumnya dan sudah tutup,rasanya. . sakit seperti tidak diperdulikan.

Tapi.. Allah itu maha penyayang,, CAMPUR TANGAN ALLAH mulai tampak nyata di hadapan saya.. Seorang dokter sudah Senior tiba2 ada di hadapan saya ( sepertinya selesai praktek) beliau tanya ada apa ? saya ceritakan apa yang terjadi.. beliau mengajak saya kesebuah ruangan praktek dan mulai melakukan pemeriksaan lengkap.. Muka beliau sangat terkejut begitu membaca hasil EKG. dunia bagai kiamat waktu beliau mengatakan "Suami Ibu terkena Serangan Jantung Koroner"! harus segera penangan intensif..

Saya mengatakan UGD penuh. beliau katakan TIDAK ADA PILIHAN LAIN HARUS KE UGD SEKARANG JUGA..beliau membuat REKOMENDASI URGENT.. katakan saja dari DR.AULIA SANI ( ternyata beliau mantan direktur RSJHK).Yang tadinya kami ditolak.. kemudian diterima di UGD walau harus dirawat di kamar yang betul2 penuh hari itu. Di situ melihat orang datang dengan keadaan sudah meninggal karena terlambat sampai di RS,

Saat di UGD tidak pernah satu tenaga medis yg menanyakan jaminan apapun kepada saya
(Ternyata ITULAH MOTO RS tersebut, Tindakan Dahulu.. Uang baru Nomor berikutnya)

Dokter Aulia turun tangan langsung, didampingi dokter Robert dokter jaga UGD saat itu.. suamiku di tangani seksama.. 1 jam berkutnya aku dipanggil keruangan dokter2.. disana sudah ada dokter Aulia & Robert.. beliau menjelaskan kondisi suamiku yang sebenarnya.. dan mereka bertanya apa yang terjadi 1 minggu kebelakang sebelum suamiku kena serangan jantung hari ini.aku cerita rangkaian kejadian.. beberapa malam yang kami kira masuk angin.. beliau katakan

PADA MALAM2 ITU SEBENARNYA JANTUNG SUDAH TERKENA SERANGAN WALAUPUN RITME KECIL.. TAPI SUDAH ADA BEBERAPA KOMPONEN JANTUNG YANG MELEMAH..hingga saat serangan dahsyat datang.. langsung menganggu dan RUSAK..

Rupanya itu belum selesai.. Dokter minta saya berdoa banyak.. 3 jam berikutnya adalah MASA PENENTUAN.. karena akan datang serangan KEDUA yang maha DAHSYAT sementara akibat dari serangan pertama.. ada pembuluh yang rusak..biasanya orang jarang selamat.. karena faktor TIDAK MENGERTI.. DAN TIDAK DITANGANI DENGAN TEPAT.

Mereka mengatakan FUNGSI JANTUNG suamiku untuk sementara diganti dengan MESIN PACU JANTUNG. Mudahan2 ini dapat membantu bertahan. ( waktu serangan pertama, dada belum terasa sakit).

kira2 jam 21.00 suamiku mengalami Serangan Jantung Kedua yang membuat denyut jantung berkisar 40.. ( padahal normal 70 ) jam 11.00 suamiku langsung di masukan ke ICU karena kondisi kritis.. dada sakit hebat.. sesak tidak dapat bernafas..( pada saat itu aku hanya bisa menangis.. bingung.. sendiri )

Allah banyak membantu kami.. aku banyak bertemu orang yang senasib sepertiku.. yang mereka sudah ada di RS tersebut berbulan2 lamanya.Aku bertemu dokter2 hebat yang baik hati dan banyak memberi pertolongan penjelasan yang mudah aku mengerti..dorongan dan suport dari semua teman keluarga dan sahabat dari luar daerah dan luar negeri yang membuat aku berkata "AKU HARUS KUAT..SUAMI MEMBUTUHKAN AKU & ANAK2 BUTUH AKU ")

Pasangan hidupku terbaring lam 20 hari di ICU dengan keadaan semakin drop,,, sementara dokter2 benar-benar mempersiapkan tindakan yg paling tepat . hari ke 20 dipersiapkan Katerisasi dipimpin Dr. Kaligis ( tindakan medis mengalirkan cairan putih (kontras) ke dalam semua pembuluh jantung untuk mencari dimanakah

sumber penyumbatan akibat KOLESTEROL dan pembalonan di lokasi penyumbatan diiringi pemasangan STAND / RING sesuai panjang sumbatan.( Tindakan seperti ini sangat MAHAL) hingga bila terjadi penyumbatan lebih dari tiga buah dokter2 menganjurkan untuk BY PAS yg kesempatannya fivety-fivety. . (harga RECOVERY sebuah jantung sakit itu sama dengan harga sebuah rumah atau mobil mewah)

SAYANGILAH JANTUNG ANDA...

Tapi itu belum seberapa... Pasangan hidup kita... akan memulai masa penyembuhan. ., dengan banyak memerlukan

perhatian makanan, kasih sayang yang lebih banyak dari semula.. kesabaran yang tak TERHINGGA.. karena mereka mulai sehat dengan proses kepercayaan diri yang hilang,,, dan sifat yang berubah 180 derajat, sangat sesintif dan mudah tersinggung. itu semua PROSES.. yang kita sebagai pasangan hidup tidak pernah tau kapan berakhirnya. ..anggap itu semua IBADAH


SARANKU..

1. HINDARI MAKANAN PADANG.. 75%

Pasien jantung penyuka Masakan Padang
Sekali2 cobalah datang ke RSJHK.. disana terlihat pasien jantung koroner mulai di usia diatas 25 thn..
Diatas umur 30 kita sudah terkena resiko pengentalan darah.
Perempuan jika masih haid terlindungi dari penyakit jantung karena memiliki HORMON .
Jika di masa subur wanita terkena sakit jantung.. itu adalah cacat bawaan seperti kebocoran KATUP & KLEP.

2. DIANJURKAN berjalan kaki pagi hari 3 km atau berenang.

Hindari olahraga yang menguras tenaga jika dari dulu kita bukan pencinta olah raga tersebut.
Olah raga yang menguras tenaga memacu ADRENALIN, berolah raga yang ringan saja.

3. Makan banyak SAYUR dan BUAH

untuk menghancurkan KOLESTEROL jahat di tubuh kita.

4. Hindari Rokok walaupun Pasif....

5. Mulailah Hidup Sehat sebelum terlambat.. karena keluarga masih membutuhkan kita.

Insya'allah berguna dan bermanfaat

From : mira fatmawati [mir_luck@yahoo.co.id]

[+/-] Selengkapnya...

@ Kaliurang---Raker LA


[+/-] Selengkapnya...

@ Boyolali & Tlatar


[+/-] Selengkapnya...

Sedih pada tempatnya (renungan...)

Banyak di antara kita yang lebih bersedih pada urusan-urusan sepele seputar duniawi; bersedih karena sedikitnya harta, bersedih karena belum mendapatkan jodoh, bersedih karena belum memiliki anak, bahkan ada yang bersedih karena tim sepak bolanya kalah. Padahal dunia ini tempat persinggahan sementara.

Setiap orang sudah pasti akan mati, menemui Tuhannya, masuk surga atau neraka. Jangan pernah berpikir bahwa kematian kita akan datang pada usia 70 atau 80 tahun, misalnya. Tetapi berpikirlah bagaimana kita mengisi waktu dengan kebaikan.

Para ulama adalah orang yang hidup sederhana. Jika mendapatkan harta sekian, mereka mensyukurinya dan merasa cukup (qana'ah) dengannya. Sebut saja misalnya Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Taimiyah, Rabi'ah al-Adawiyah, dan Sayyid Quthb. Mereka hidup melajang hingga wafatnya, tapi mereka tidak bersedih karena belum menikah. Imam Bukhari hingga wafatnya belum memiliki anak satu pun, tapi tak pernah sekalipun dalam hidupnya dia meratap karena tidak dikaruniai anak.

Kebahagiaan seseorang itu tidak diukur dari materi duniawi, melainkan dari kebenaran yang sedang ditegakkannya dan kedekatannya pada Allah SWT. Bersedih karena urusan-urusan duniawi tidaklah menenteramkan hati dan tidaklah menambah kebaikan apa pun kepada kita. Sebaliknya, kesedihan hanya menambah gejolak dalam jiwa kita.

Dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah mendatangi salah seorang tabi'in yang sedang menangis, maka orang itu menaruh belas kasihan kepadanya. Ia lalu bertanya, ''Apa yang menyebabkanmu menangis? Apakah ada rasa sakit yang kau alami?'' Tabi'in itu menjawab, ''Lebih dahsyat dari itu.'' Orang tadi bertanya lagi, ''Apakah kamu mendapat berita bahwa salah seorang anggota keluargamu meninggal dunia?'' Tabi'in itu menjawab, ''Lebih dahsyat dari itu.'' Orang itu bertanya lagi, ''Apakah kamu kehilangan hartamu?'' Tabi'in itu menjawab, ''Lebih dahsyat dari itu.''

Laki-laki itu pun berkata sambil terheran-heran, ''Lalu, apakah yang lebih dahsyat dari semua itu?'' Tabi'in itu menjawab, ''Kemarin, karena tertidur, saya lupa bangun malam (tahajud).''

Semestinya memang itulah yg harus kita sedihkan ......

Shalat yang tidak khusyuk, tidak mengisi waktu luang dengan amal shalih, tidak qiyamul lail, atau tidak bersedekah. Atau, melalaikan segala amal shalih lainnya padahal seharusnya kita sempat mengerjakannya.

Kita bersedih mestinya karena bekal untuk akhirat belum terisi penuh, padahal kita tak pernah tahu sampai batas mana usia kita. Lalu kesedihan itu akan menggerakkan hati untuk menjadi manusia yang lebih baik.


From : Pramono (PPIC) [pramono@btg.co.id]

[+/-] Selengkapnya...

Hidup Tanpa Menuding

Hidup Tanpa Menuding
Penulis : Bayu Gawtama

Konon, salah satu pekerjaan paling mudah di dunia ini adalah menuding alias menyalahkan orang lain di setiap kegagalan yang terjadi. Pengkambinghitaman orang lain kerap menjadi reaksi pertama setiap kali kita melakukan kesalahan. Terlebih kesalahan itu berefek besar terhadap kepentingan banyak orang. Rupanya, dari hal kecil semacam mendapat hasil buruk dalam ujian matematika, hingga urusan keretakan rumah tangga, selalu ada orang lain yang dianggap ikut andil memunculkan masalah tersebut.

Ketika angka 4 yang tertera di atas lembar nilai ujian matematika, guru sering menjadi alamat tudingan, "Gurunya ngajar nggak becus," atau "Memang sejak lama guru matematika itu sentimen sama saya." Sewaktu gagal masuk perguruan tinggi negeri, mudahnya kita berujar, "Suasana kelas tidak kondusif dan kotor. Jelas sangat mengganggu konsentrasi." Saat kita terlambat memberikan bahan laporan yang diminta atasan, padahal batas waktu yang diberikan sudah lewat, komputer menjadi sasaran. "Komputernya error terus, pak." Presentasi yang gagal dan menyebabkan kerja sama dengan pihak lain tidak terealisasi, rekan sekerja pun tertuding, dianggap tidak banyak membantu.

Begitu juga dalam rumah tangga. Soal tuding menuding ini nampaknya sudah lumrah terjadi. Anak kesayangan pulang sambil menangis dan mengaku dipukul teman bermainnya, sang ibu pun mencak-mencak dengan sejuta makian tanpa mau tahu siapa yang salah dan siapa yang memulai. Bahkan kehancuran mahligai rumah tangga pun tak jarang memunculkan orang ketiga sebagai kambing hitamnya. Padahal bisa jadi, berbagai kekurangan yang terlupa kita tutupi selama bertahun-tahun berumahtanggalah yang sebenarnya menjadi penyebab utama.

Dalam kerja tim pun demikian. Agar terhindar dari penilaian buruk atas prestasi kerja kita, maka partner kerja pun dijadikan alasan kegagalan dalam laporan kepada atasan. Kita lupa, bahwa kesuksesan maupun kegagalan kerja tim, yang dinilai adalah tim itu sendiri, bukan individunya. Kegagalan anggota tim, pasti ada andil pimpinan tim yang menyebabkannya. Dan siapa pun yang menjadi pimpinan tim, harus siap menanggung resiko lebih besar. Bukankah pimpinan tim juga mendapatkan keuntungan lebih besar dari keberhasilan yang dicapai?

Cobalah telusuri lagi setiap permasalahan yang terjadi, pasti ada celah kesalahan yang alpa kita antisipasi dan itu benar-benar murni kesalahan kita. Masalahnya, seringkali mata ini tertutupi oleh rasa kecewa yang begitu besar sehingga tak mampu melihat permasalahan lebih jernih. Kalaulah kita sudah mengantisipasi setiap inci faktor penyebab kesalahan pada diri sendiri, jangan-jangan kita lupa mengingatkan anggota tim lainnya untuk melakukan hal yang sama, meminimalisir faktor kesalahan.

Hidup tanpa menyalahkan atau menuding orang lain di balik kegagalan yang terjadi semestinya dibiasakan.

Sejak detik ini, dan mulai dari diri sendiri. Jika kita mampu menerapkannya dalam diri, barulah mengajak anggota keluarga yang lain untuk memulainya. Terus berlanjut ke lingkungan sekitarnya untuk menularkan kebiasaan ini. Duh, indahnya membayangkan sebuah kampung yang berisi orang-orang yang mau berunjuk diri dan berani mengakui kesalahan tanpa menuding orang lain. Nikmatnya hidup di sebuah negeri yang masyarakatnya berani berdiri paling depan untuk bertanggungjawab atas kegagalan, kekeliruan, dan kealpaan yang terjadi. Tentu teramat bahagia jika kita sendiri yang mau memulainya; hidup tanpa menuding.
Pasti bisa....!!!!


From : trityatmo bowolaksono [bowltea@yahoo.com]

[+/-] Selengkapnya...

Based on True Story..

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dilihat dari usianya, beliau sudah tidak muda lagi. Usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam. Pak Suyatno, 58 tahun, kesehariannya dia isi dengan merawat istrinya yang sakit. Istrinya juga sudah tua.

Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak. Di sinilah awal cobaan menerpa. Setelah istrinya melahirkan anak mereka yang keempat, tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ketiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang. Lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari, Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia gendong istrinya di depan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara, tapi Pak Suyatno selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia bisa pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya, Pak Suyatno pulang memandikan dan mengganti pakaian istrinya. Selepas maghrib, dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tanpa tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang. Bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan keempat buah hati mereka. Sekarang, anak2 mereka sudah dewasa. Tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, keempat anak Pak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, mereka tinggal dengan keluarga masing2. Pak Suyatno memutuskan mereka sendiri istri sekaligus ibu anak2 itu. Yang diinginkan Pak Suyatno hanya satu: semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2, anak yg sulung berkata, "Pak, kami ingin sekali merawat ibu. Semenjak kami kecil, kami melihat Bapak merawat ibu tanpa ada sedikit pun keluhan keluar dari bibir Bapak. Bahkan, Bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu."

Dengan air mata berlinang, anak itu melanjutkan kata2nya, "Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu pun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak jika terus berkorban seperti ini? Kami sudah tidak tega melihat bapak seperti ini. Kami janji akan merawat ibu bergantian."

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.

"Anak2ku, jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi. Tapi ketahuilah, dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian..." sejenak kerongkongannya tersekat, "kalian yg selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta, yg tidak ada satu pun yang lebih berharga dari itu. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini? Kalian menginginkan bapak bahagia. Apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang? Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah Swt kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit?"

Meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno. Mereka juga melihat butiran2 kecil air jatuh dari pelupuk mata Ibu Suyatno. Dengan pilu, ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Suatu saat, Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi narasumber dalam acara Islami selepas shubuh. Pemirsa di studio mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno bagaimana mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2. Pada saat itulah meledak tangis beliau, begitu pula dengan para tamu yg hadir di studio yang kebanyakan adalah kaum perempuan. Mereka tidak sanggup menahan haru saat mendengar Pak Suyatno bercerita:

"Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah Swt, semuanya akan luntur. Saya telah memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya. Sewaktu dia sehat, dia dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya, bukan hanya dengan mata. Dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.

Sekarang dia sakit, berkorban untuk saya karena Allah Swt (dengan melahirkan anak keempat--ed) dan itu merupakan ujian bagi saya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya, apalagi dia sakit. Setiap malam, saya bersujud dan menangis. Saya dapat ceritakan (keluh kesah--ed) kepada Allah di atas sajadah. Dan saya yakin, hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya...."

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Domi Wahyu S W
Staf Monitoring/Operator SIM-F
Loka MSFR & ORSAT Palangka Raya
UPT Ditjen Postel Depkominfo

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, Februari 03, 2008

Jika Aku Jatuh Cinta

Jika Aku Jatuh Cinta

sumber : As-Syahid Syed Qutb

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang
melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling pada hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
From : Puguh Wicaksono

[+/-] Selengkapnya...

Kebahagiaan

KEBAHAGIAAN ITU TERDAPAT DALAM USAHA DAN BUKAN PADA HARTA.

Kepedulian anda terhadap usaha yang anda lakukan merupakan sarana untuk meraih kebahagiaan. Usaha yang berbuah dapat menyelamatkan pelakunya dari kejamnya waktu kosong dan jahatnya ketuna karyaan.

Orang yang mencintai pekerjaannya dan merasa ridha dengan apa yang ia kerjakan benar-benar menjadi orang yang bahagia. Pekerjaan yang dilakukan dengan perasaan terpaksa merupakan salah satu bentuk kepenatan. Akan tetapi, orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan (depresi) disebabkan terlalu lama menganggur lebih banyak dari pada orang-orang yang menderita depresi karena pekerjaan yang membosankan.

Waktu yang luang itu memberikan pengaruh jelek terhadap kejiwaan. Kebahagiaan seseorang karena pekerjaannya akan selalu bertambah jika ia tidak memiliki tujuan hanya untuk mengumpulkan harta saja. Jika harta menjadi tujuan satu-satunya, sungguh ia telah menjual dirinya di pasar perbudakan. Dengan waktu yang dimilikinya, ia akan menjadi budak dari hartanya. Kebahagiaan tidak akan bisa diraih seseorang jika diukur dari harta yang dimiliki, tetapi kebahagiaan itu akan ada jika dilihat dari apa yang telah ia lakukan dengan harta tersebut.

Harta bukanlah faktor utama sebuah kebahagiaan. Kadang-kadang, dengan mengumpulkan harta, hanya akan membuat kita sengsara dan menginfakkannya juga bisa menyebabkan kita menjadi sakit. Menjaga dan mengembangkannya juga kadang-kadang membuat kita merasa kesal. Harta itu untuk hidup, sedangkan hidup itu adalah untuk meraih kebahagiaan. Karena itu, janganlah mempersulit hidup yang nikmat ini hanya karena harta.

Orang-orang bijak selalu memandang bahwa misteri dari kesialan itu bersemayam dalam waktu kosong yang memungkinkan seseorang untuk bertanya-tanya tentang keadaan dirinya, apakah ia akan menjadi orang yang sengsara atau bahagia? Mereka berpendapat bahwa solusinya adalah dengan bekerja. Bahkan, lebih dari itu, jalan keluarnya adalah ketekunan dalam bekerja sehingga seseorang akan merasa capek dan hal itu merupakan kunci kebahagiaan.

Libur musim panas bagi orang yang tidak membebani dirinya pada musim dingin tidak akan ada gunanya, sia-sia, bahkan bisa menjadi beban yang sesungguhnya. Sebagai mana libur panjang bagi orang-orang kaya yang hidup dalam kesempatan tersebut merupakan defenisi yang paling untuk neraka!

Artikel ini dikutip dari buku “ The Secret of Happiness”. Dr. Hasan Syamsi Basha. PT Syaamil Cipta Media. Bandung. 2007.


From : tono_st@yahoo.com

[+/-] Selengkapnya...

Google