فما قام بغيرك عنك لا تقم به لنفسك
اجتهادك فيما ضمن لك وتقصيرك فيما طلب منك دليل على انطماس البصيرة منك
اجتهادك فيما ضمن لك وتقصيرك فيما طلب منك دليل على انطماس البصيرة منك
Famaa qaama bighairika 'anka laa taqum bihi linafsika
Ijtihaaduka fiima dhumina laka wataqshiiruka fiima thuliba minka
Daliilun 'ala inthimaasi'l-bashiirati minka
Ijtihaaduka fiima dhumina laka wataqshiiruka fiima thuliba minka
Daliilun 'ala inthimaasi'l-bashiirati minka
Apa yang telah tersediakan oleh Lainmu untukmu, jangan kau upayakan adanya untuk dirimu.
Kesungguhanmu terhadap (mengupayakan) sesuatu yang telah dijamin untukmu dan sambalewamu terhadap sesuatu yang dituntut darimu, menunjukkan pudarnya matahatimu.
Allah menciptakan manusia dan telah menyediakan rezki baginya di dalam kehidupan dunia ini. Sebagai hamba, manusia hanya dituntut untuk menghamba, beribadah, kepadaNya. Tapi aneh; umumnya kita justru mengejar apa yang sudah tersedia (disediakan oleh Allah) untuk kita: rezki (seperti harta, kedudukan, dsb); sehingga seringkali bahkan karenanya kita melalaikan apa yang seharusnya kita penuhi: beribadah kepadaNya. Atau minimal kesibukan dan keseriusan kita untuk mendapatkan rezki itu mengurangi ketekunan dan keseriusan kita dalam mengabdi kepadaNya.
Menurut Syeikh Ibn 'Athaillah, kesungguhan dan keseriusan kita dalam mengupayakan sesuatu yang sudah dijamin adanya; sementara terhadap sesuatu yang dituntut dari kita, kita malah sambalewa dan seenaknya, adalah pertanda bahwa matahati kita telah pudar.
لا تكن تأخر امد العطاء مع الالحاح في الدعاء موجبا ليأسك
فهو ضمن لك الاجابة فيما يختاره لك لا فيما تختار لنفسك,
وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد
Menurut Syeikh Ibn 'Athaillah, kesungguhan dan keseriusan kita dalam mengupayakan sesuatu yang sudah dijamin adanya; sementara terhadap sesuatu yang dituntut dari kita, kita malah sambalewa dan seenaknya, adalah pertanda bahwa matahati kita telah pudar.
لا تكن تأخر امد العطاء مع الالحاح في الدعاء موجبا ليأسك
فهو ضمن لك الاجابة فيما يختاره لك لا فيما تختار لنفسك,
وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد
Laa takun ta-akhkhuru amadi 'l-'athaa-I ma'a 'l-ilhaahi fii 'd-du'aa-i
Muujiban liya'sika; faHuwa dhamina laka al-ijaabata fiimaa yakhtaaruhu laka
laa fiimaa takhtaaru linafsika, wafii 'l-waqti 'l-ladaii yuriidu laa fii 'l-waqti 'l-ladzii turiidu.
Muujiban liya'sika; faHuwa dhamina laka al-ijaabata fiimaa yakhtaaruhu laka
laa fiimaa takhtaaru linafsika, wafii 'l-waqti 'l-ladaii yuriidu laa fii 'l-waqti 'l-ladzii turiidu.
Janganlah tertundanya masa pemberian bersama gigihnya permohonan menyebabkan keputus-asaanmu. Ia menjamin keterkabulan permohonan sesuai pilihanNya untukmu, bukan sesuai pilihanmu untuk dirimu; dan pada waktu yang Ia kehendaki, bukan waktu yang kau inginkan.
Kadang-kadang kita gigih berdoa, memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah; tapi apa yang kita pohonkan tak kunjung diberikanNya kepada kita. Karenanya sering kali kita kemudian merasa bahwa doa dan permohonan kita tidak dikabulkanNya sesuai firmanNya. "Bukankah Allah telah berfirman 'Ud'uunii astajib lakum, Berdoalah kepadaKu, pasti Aku akan mengabulkanmu;" begitu mungkin pikir kita, "mengapa aku sudah gigih berdoa, tak juga dikabulkanNya?"
Syeikh Ibn 'Athaillah menjelaskan bahwa permohonan kita kepada Allah pasti dikabulkan, sesuai janjiNya. Apalagi bila kita gigih dan bersungguh-sungguh dalam berdoa. Hanya saja Allah mengabulkan permohonan hambaNya sesuai dengan pilihanNya dan pada waktu yang dikehendakinya. Bukan menurut pilihan kita dan pada waktu yang kita kehendaki. Allah Mahamengetahui dan lebih tahu –daripada kita sendiri— mengenai apa yang maslahat dan terbaik bagi kita. Ia Mahamengetahui dan lebih tahu –daripada kita sendiri—mengenai kapan sebaiknya apa yang kita inginkan itu diberikan kepada kita.
Umumnya manusia memang hanya memohon sesuai keinginannya dan seringkali tanpa mengetahui apakah permohonan yang sesuai keinginannya itu berakibat baik atau buruk untuk dirinya. Manusia juga memohon sesuatu yang diinginkannya dapat diperoleh pada saat yang ia kehendaki, tanpa mengetahui apakah bila sesuatu itu diperolehnya pada saat yang dikehendakinya berakibat baik atau buruk terhadap dirinya.
Ibarat anak kecil yang sering kali tidak paham mengapa permintaannya tidak dikabulkan oleh orangtuanya dan buru-buru menganggap orangtuanya tidak sayang kepadanya (misalnya, si anak dengan gigih meminta es dan orangtuanya tidak mengabulkannya karena tahu anaknya itu sedang batuk dan tidak boleh minum es); demikian pula sering kali kita tidak paham ketika permohonan kita tidak segera dikabulkan oleh Allah.
Allah Mahamengetahui dan lebih tahu daripada kita sendiri apa dan kapan yang terbaik untuk kita.
Syeikh Ibn 'Athaillah menjelaskan bahwa permohonan kita kepada Allah pasti dikabulkan, sesuai janjiNya. Apalagi bila kita gigih dan bersungguh-sungguh dalam berdoa. Hanya saja Allah mengabulkan permohonan hambaNya sesuai dengan pilihanNya dan pada waktu yang dikehendakinya. Bukan menurut pilihan kita dan pada waktu yang kita kehendaki. Allah Mahamengetahui dan lebih tahu –daripada kita sendiri— mengenai apa yang maslahat dan terbaik bagi kita. Ia Mahamengetahui dan lebih tahu –daripada kita sendiri—mengenai kapan sebaiknya apa yang kita inginkan itu diberikan kepada kita.
Umumnya manusia memang hanya memohon sesuai keinginannya dan seringkali tanpa mengetahui apakah permohonan yang sesuai keinginannya itu berakibat baik atau buruk untuk dirinya. Manusia juga memohon sesuatu yang diinginkannya dapat diperoleh pada saat yang ia kehendaki, tanpa mengetahui apakah bila sesuatu itu diperolehnya pada saat yang dikehendakinya berakibat baik atau buruk terhadap dirinya.
Ibarat anak kecil yang sering kali tidak paham mengapa permintaannya tidak dikabulkan oleh orangtuanya dan buru-buru menganggap orangtuanya tidak sayang kepadanya (misalnya, si anak dengan gigih meminta es dan orangtuanya tidak mengabulkannya karena tahu anaknya itu sedang batuk dan tidak boleh minum es); demikian pula sering kali kita tidak paham ketika permohonan kita tidak segera dikabulkan oleh Allah.
Allah Mahamengetahui dan lebih tahu daripada kita sendiri apa dan kapan yang terbaik untuk kita.
From : mularto mulyohadi putra [mularto@gmail.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar